Wisata Mancing Laut di Semarang

Saat memutuskan memiliki hobby, tentunya kontinuitas hobby itu sendiri dipengaruhi berbagai macam aspek.

Waktu, biaya, dan terbesar, senang/tidaknya kita dengan hobby tersebut.

Suamiku, mas Rinto, sangat-sangat-sangat senang memancing. Sekali diajak mancing, tak ada batasan waktu buat dia. Sebut saja berangkat jam berapa, mas Rinto akan siap. 🙂

Jam 1 pagi? Ayyo! Jam 12 siang? Smakin ayyo!

Eh, mang nggak kerja?

😀 Itu dia. Beberapa bulan terakhir, mas Rinto memang masih mocok’an. Alias kerja serabutan.

Satu tempat favoritnya, adalah Dam Ijo dibawah ini.

Dam Ijo sebenarnya dam pemecah ombak di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Dam lainnya dinamakan Dam Abang [Merah]. Ijo dan Abang, karena lampu penunjuknya ya memang Hijau dan Merah 🙂

Heh? Mancing disitu dapetnya apa? Kerapu, kakap putih dan banyak lainnya..

Nggak percaya?

Ni:

Ini kerapu lumpur seberat kira-kira 14Kg. Saat dinaikkan Oktober 2005 lalu, joran yang dipakai adalah joran handmade! Meski memang menggunakan reel Exory seri 3000 dan kenur kelas 40lbs.

Yang ini, Kakap Putih aka ceplek..Yang mengajar Doni, teman mancing ter-update mas Rinto 😉 Sayang, jorannya joran tradisional aka pring doink [bambu]. Jadi susah mengklaimnya di rekor Formasi 😀

Bagaimana bisa sampai ke dam Ijo/Abang?:

• Berangkat dari mana saja, pastikan Anda sampai dikawasan pantai daerah TPI Tambak Lorok atau mercu suar Barutikung.
• Kontak salah seorang Tukang Perahu di kedua lokasi tsb. Mas Rinto dan teman pemancingnya biasanya memakai jasa Pak Sukron. Rumahnya persis diujung kampung TPI Tambak Lorok.
• Tarif minimal Rp 7.500,-[tujuh ribu lima ratus rupiah] PP, dam Ijo/Abang-TPI Tambak Lorok.
• Tarif Tukang Perahu lainnya rata-rata Rp 5.000,-[lima ribu rupiah] sekali antar.

Info langsung dari mas Rinto yg gi ngeliatin disebelah 😀 [dan skarang gi ngambil peta Hot Spot di Pantai Tanjung Mas Semarang. Klupaan dibawa tadi..]. Sedikit catatan, Patung DewiLanjar yang berada di Dam Abang hanya tinggal kaki doang 😀 Meski hanya tinggal kaki, saat pasang sedang tinggi-tingginya, tetep bisa buat pegangan koq. He he he..

Catatan khusus lainnya, di kedua Dam ini, Anda harus mengenakan alas kaki yang ada pullnya [seperti sandal kesehatan –alasnya dibalik, atau sepatu sepakbola]. Kedua dam ini semakin hari memang semakin lumutan, dus membuatnya menjadi sangat licin.

Ah, ia..Dari tadi-tadi, slalu mas Rinto dan Mas Rinto. Orangnya mana?

He he, nggak sama ikan hasil pancingannya ya. Cuma pake kaos Boat House doang 😉